PK. KNPI KECAMATAN PADAHERANG
Kamis, 25 April 2013
Alasan Kang Solih YALEG di 2014
Rabu, 11 April 2012
PERANAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA
Pepatah mengatakan, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selama tiga setengah abad hidup dalam cengkeraman Belanda di tambah lagi hidup dalam penjajahan Jepang selama tiga setengah tahun. Kemudian, kemerdekaan yang kita raih adalah bukti nyata dari sebuah pengorbanan yang sangat besar dari semua komponen bangsa. Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan bangsa yang adil, makmur serta berdaulat dengan berlandaskan azas pancasila serta UUD 1945 tidak akan pernah tercapai jika tidak di dukung oleh semua rakyat Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas demokrasi yang bersumber kepada nilai- nilai kehidupan yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Perwujudan dari asas demokrasi itu diartikan sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan. Demokrasi ini juga memberikan penghargaan yang tinggi terhadap nilai- nilai musyawarah yang mencerminkan kesungguhan dan tekad dari bangsa Indonesia untuk berdiri diatas kebenaran dan keadilan.
Nilai- nilai kesanggupan dan kerelaan untuk berkorban dengan penuh keikhlasan dan kejujuran dalam mengisi kemerdekaan demi kepentingan bangsa dan negara telah digantikan oleh kerelaan berkorban hanya untuk mengisi kesenangan dan kemakmuran pribadi pihak- pihak tertentu. Terjadinya Kolusi Korupsi Nepotisme pada masa pemerintahan Orde Baru merupakan bukti nyata pengingkaran terhadap sikap keikhlasan dan kejujuran. Tidak hanya itu Indonesia mengalami krisis multi dimensi yang demikian pelik, mulai dari krisis moral, krisis ekonomi, krisis kepercayaan, hingga krisis kepemimpinan. Tumbanganya pemerintahan Orde Baru pada 21 Mei 1998 masih segar dalam ingatan kita bahwa pemerintahan yang tidak bersih dan mengabaikan rasa keadilan tidak akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Benarlah apa yang dikatakan pujangga Mesir Syauqy Beyq : Suatu bangsa yang kokoh bertahan. Selama akhlak mewarnai kehidupan.
Setiap orang pasti merindukan pemerintah yang bersih, jujur, kuat, berani dan berwibawa. Harapan itu merupakan amanat dari Pancasila dan UUD 1945 yang selalu mendambakan pemerintahan yang memiliki moral kemanusiaan dengan semangat kebangsaan. Disamping itu, peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan serta pembangunan nasional telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bangsa. Kepeloporan pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara harus dipertahankan sebagai generasi penerus yang memiliki jiwa pejuang, perintis dan kepekaan terhadap social, politik dan lingkungan. Hal ini dibarengi pula oleh sikap mandiri, disiplin, dan memiliki sifat yang bertanggungjawab, inovatif, ulet, tangguh, jujur, berani dan rela berkorban dengan dilandasi oleh semangat cinta tanah air.
Maka hasil dari sebuah refleksi dari kepemimpinan pemerintah selama ini mengatakan generasi terdahulu belum bisa menunjukan dirinya sebagai pemimpin. Dalam berbagai kebijakan-kebijakannya pemerintah tidak pro rakyat. Kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan-bahan pokok, serta bahan-bahan baku lainnya adalah bukti dari dampak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Mereka masih berpegang teguh pada aturan lama yang selalu memihak kelompok berduit.
Kenyataan ini telah disadari oleh kaum muda Indonesia. Kesadaran yang diharapkan mendorong segenap kaum muda untuk segera mempersiapkan dan merancang prosesi pergantian generasi. Karena pada hakikatnya kita membutuhkan wajah-wajah baru. Sehingga muka lama yang hampir usang itu bisa tergantikan dengan muka baru yang lebih muda serta juga memiliki cita-cita dan semangat baru.
Indonesia membutuhkan pemimpin dari kaum muda yang mampu merepresentasikan wajah baru kepemimpinan bangsa. Ini bukan tanpa alasan, karena kaum muda dapat dipastikan hanya memiliki masa depan dan nyaris tidak memiliki masa lalu. Dan ini sesuai dengan kebutuhan Indonesia kini dan ke depannya yang perlu mulai belajar melihat ke depan, dan tidak lagi berasyik-masyuk dengan tabiat yang suka melihat ke belakang. Kita harus segera maju ke kepan dan bukan berjalan ke masa lalu. Dan secara filosofisnya, masa depan itu adalah milik kaum muda. Mereka lebih steril dari berbagai penyimpangan orde yang telah lalu. Mereka tidak memiliki dendam masa lalu dengan lawan politiknya. Mereka tidak memiliki kekelaman masa lalu. Mereka juga tidak memiliki trauma masa lalu yang sangat mungkin akan membayang-bayangi jika nanti ditakdirkan memimpin. Lebih dari itu, kaum muda paling memiliki masa depan yang bisa mereka tatap dengan ketajaman dan kecemerlangan visi serta memperjuangkannya dengan keberanian dan energi yang lebih baru.
Dalam perjalanan zaman, sejarah baru selalu ditandai dengan lahirnya generasi baru. Dalam kancah sejarah, generasi baru yang mengukir sejarah baru itu adalah dari kalangan kaum muda. Perputaran sejarah juga telah membuktikan bahwa setiap generasi itu ada umurnya. Dengan demikian, nama-nama yang muncul sekarang sebagai calon pemimpin yang sebenarnya adalah satu generasi, juga ada umurnya.
Inilah peluang yang mesti dijemput oleh kaum muda saat ini. Sebuah peluang untuk mempertemukan berakhirnya umur generasi itu dengan muara dari gerakan kaum muda untuk menyambut pergantian generasi dan menjaga perputaran sejarah dengan ukiran-ukiran prestasi baru. Maka, harapannya adalah bagaimana kaum muda tidak membiarkan begitu saja sejarah melakukan pergantian generasi itu tanpa kaum muda menjadi subjek di dalamnya.
|
|||
KNPI: Libatkan Pemuda dalam Diplomasi ASEAN
Dede Suryana - Okezone
Menurut Ketua Bidang Hubungan Luar Negri DPP KNPI Abhiram Singh Yadav, sudah saatnya pemerintah proaktif melipatkan pemuda dalam memfasilitasi dan melibatkan secara langsung dalam segala kegiatan diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia.
“KNPI kan wadah berhimpun pemuda Indonesia, jadi sudah sepantasnya pemuda mengambil peranan aktif bersama dengan Pemerintah dalam meningkatkan diplomasi regional maupun global dan ini sebaiknya difasiliitasi oleh pemerintah secara aktif,” ujar Abhiram dalam keterangannya, Rabu (11/4/2012).
Sebab Abhiram mengakui, pemerintah, dalam hal ini Menteri Luar Negri Marty Natalegawa, kurang perhatian terhadap diplomasi yang melibatkan pemuda.
“Memang ada kegiatan duta muda ASEAN dari Kemenlu, tapi di Indonesia kan masih banyak sekali OKP yang memiliki potensi luar biasa dan umumnya menjadi pemimpin masa depan. Harapan saya, Kemenlu bisa merangkul KNPI sebagai wadah berhimpun OKP dalam segala kegiatannya” tutup Abhiram
.
Jumat, 06 April 2012
Kamis, 05 April 2012
Arti Sebuah Organisasi dan Kwalitas SDM
Organisasi dibentuk secara sadar untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Organisasi dibentuk karena adanya kebutuhan bersama dalam mencapai tujuan bersama.
Organisasi dibentuk karena adanya kebutuhan bukan dibentuk karena adanya kepentingan.
Pembentukan organisasi disektor publik seringkali bermuatan kepentingan dari kelompok-kelompok tertentu. Hal ini lah yang mengakibatkan organisasi yang terbentuk menjadi tidak ideal untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri.
Disisi lain kualitas Sumber Daya Manusia sebagai komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan organisasi merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam menjalankan organisasi dan pencapaian daripada tujuan organisasi. Profesionalisme, dedikasi, loyalitas ,tingkat pendidikan formal yang memadai memegang pengaruh yang dominan dalam menjalankan organisasi.
Organisasi yang ideal dan kualitas sumber daya manusia memegang peranan yang penting dalam berorganisasi dan pencapaian tujuan organisasi.
Rabu, 01 Juni 2011
HARKITNAS, KNPI Keluarkan 7 Resolusi
“Yang lebih memprihatinkan lagi adalah bahwa era reformasi ternyata dinilai tidak menciptakan situasi yang lebih baik dibanding masa sebelumnya yang mengedepankan otoritarianisme. Oleh karena itu sudah saatnya seluruh komponen bangsa untuk serius, fokus, dan konsisten melakukan reformasi yang sesungguhnya,” ujar Ketua Umum DPP KNPI Ahmad Doli Kurnia dalam siaran pers kepada okezone di Jakarta, Kamis (19/5/2011).
Adapun tujuh resolusi pemuda Indonesia sebagai langkah strategis Indonesia Bangkit adalah:
1. Amandemen UUD secara komprehensif yang diorientasikan pada penegasan pilihan sistem ketatanegaraan dan menjadi sumber hukum bagi pranata sistem politik, hukum, ekonomi, sosial budaya;
2. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai pembentuk watak, etika, moral, dan budaya setiap individu manusia dalam upaya membangun karakter, jatidiri, dan kedaulatan bangsa;
3. Mengembalikan Negara Indonesia sebagai Negara Hukum dengan menegakkan kewibawaan hukum melalui reformasi aparat penegak hukum dan meningkatkan kesadaraan serta budaya menghormati hukum pada masyarakat;
4. Merekonstruksi pembangunan sistem ekonomi yang diorientasikan pada pengembangan ekonomi berbasis agraris dan maritim serta berkarakter gotong royong dan kekeluargaan;
5. Meningkatkan partisipasi politik masyarakat melalui partai politik yang benar-benar merupakan representasi konfigurasi dan aspirasi masyarakat, yang dikelola secara sehat dan modern sehingga dapat menghasilkan lembaga perwakilan yang credible dan bertanggung jawab;
6. Reformasi birokrasi yang dimulai dari perbaikan mental dan peningkatan profesionalitas pelayanan publik aparat birokrasi;
7. Mengutamakan kedaulatan negara dan kepentingan rakyat di atas segalanya didalam keikut-sertaan dan menjadi bagian dari masyarakat dunia.
Selasa, 17 Mei 2011
Pemuda Harapan Bangsa
80 tahun yang lalu tepat pada tanggal 28 Oktober [hari ini], dengan semangat yang bergejolak didada dan sanubari Pemuda Bangsa Indonesia (All ethnic) menyerukan kebersatuan, kebersamaan, keberkawanan, kesamaan nasip, satu tujuan yaitu menuju Indonesia Merdeka, Damai, Adil, Makmur dan Dihormati.
Para pemuda bersatu karena kesamaan nasib dan tujuan, tidak di Indonesia di belanhan dunia juga demikian baik di Revolusi Prancis, Revolusi Amerika maupun di China, demi untuk melaksanakan apa yang dicita-citakan mereka rela berkorban harta benda, tenaga bahkan nyawa sekalipun.
mari kita tengok kebelakang sekitar 30 tahun silam… sekitar 50 tahun setelah dimana pemuda Indonesia dengan semangat besar untuk bersatu demi melaksanakan cita-cita mulia bangsa, jauh…. jauh sudah pemuda kita melupakan semangat itu, rasa ke AKU-an mulai merengsek bersarang di dada masing-masing pemuda, terkikisnya rasa peduli akan sesama, hilangnya rasa keterikatan, tak mampunya membendung budaya luar yang jelas-jelas berbeda dari akar budaya kita.
Tidak sedikit dari Penerus bangsa ini yang memiliki talenta yang membanggakan, tidak sedikit dari pemuda yang skill nya diatas skill bangsa eropa lainnya…, tapi mereka lebih merasa nyaman hidup dinegara yang menjamin segala kemapanan hidupnya, “…. untuk apa kita berjuang dinegeri sendiri jika kita disana tidak dihargai dan akhirnya kita kan mati juga karena keadaan itu” itu lah jawaban dari mereka… tapi coba kita pelajari dengan semangat Sumpah Pemuda 80 tahun silam.., apakah mereka berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, dari ketertindasan itu langsung merasakan kehidupan yang enak-enak, nyaman, tentram… jawab nya TIDAK, tapi mengapa mereka melakukannya dan bisa.. jawabnya karena mereka mencintai Negara dan Tanah Kelahiran nya.
sebagai renungan di hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2008 ini, perjuangan kita bukan dengan senjata bukan secara begerilya, menghancurkan pertahan musuh, tetapi perjuangan kita adalah memerangi perasaan tamak akan apa yang kita miliki dan rasakan [kesenangannya], karena jika kita sudah merasa nyaman dengan keberhasilan kita sendiri maka kita beransur-angsur akan melupakan saudara kita, saudara kita tidak mengemis untuk kita kasihi, untuk kita santuni, tetapi dengan rasa persaudaraan mari kita bersatu untuk menuju keadilan dan kesejahteraan.