Selasa, 17 Mei 2011

Pemuda Harapan Bangsa

80 tahun yang lalu tepat pada tanggal 28 Oktober [hari ini], dengan semangat yang bergejolak didada dan sanubari Pemuda Bangsa Indonesia (All ethnic) menyerukan kebersatuan, kebersamaan, keberkawanan, kesamaan nasip, satu tujuan yaitu menuju Indonesia Merdeka, Damai, Adil, Makmur dan Dihormati.

bungtomo.jpg

Para pemuda bersatu karena kesamaan nasib dan tujuan, tidak di Indonesia di belanhan dunia juga demikian baik di Revolusi Prancis, Revolusi Amerika maupun di China, demi untuk melaksanakan apa yang dicita-citakan mereka rela berkorban harta benda, tenaga bahkan nyawa sekalipun.

mari kita tengok kebelakang sekitar 30 tahun silam… sekitar 50 tahun setelah dimana pemuda Indonesia dengan semangat besar untuk bersatu demi melaksanakan cita-cita mulia bangsa, jauh…. jauh sudah pemuda kita melupakan semangat itu, rasa ke AKU-an mulai merengsek bersarang di dada masing-masing pemuda, terkikisnya rasa peduli akan sesama, hilangnya rasa keterikatan, tak mampunya membendung budaya luar yang jelas-jelas berbeda dari akar budaya kita.

Tidak sedikit dari Penerus bangsa ini yang memiliki talenta yang membanggakan, tidak sedikit dari pemuda yang skill nya diatas skill bangsa eropa lainnya…, tapi mereka lebih merasa nyaman hidup dinegara yang menjamin segala kemapanan hidupnya, “…. untuk apa kita berjuang dinegeri sendiri jika kita disana tidak dihargai dan akhirnya kita kan mati juga karena keadaan itu” itu lah jawaban dari mereka… tapi coba kita pelajari dengan semangat Sumpah Pemuda 80 tahun silam.., apakah mereka berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, dari ketertindasan itu langsung merasakan kehidupan yang enak-enak, nyaman, tentram… jawab nya TIDAK, tapi mengapa mereka melakukannya dan bisa.. jawabnya karena mereka mencintai Negara dan Tanah Kelahiran nya.

sebagai renungan di hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2008 ini, perjuangan kita bukan dengan senjata bukan secara begerilya, menghancurkan pertahan musuh, tetapi perjuangan kita adalah memerangi perasaan tamak akan apa yang kita miliki dan rasakan [kesenangannya], karena jika kita sudah merasa nyaman dengan keberhasilan kita sendiri maka kita beransur-angsur akan melupakan saudara kita, saudara kita tidak mengemis untuk kita kasihi, untuk kita santuni, tetapi dengan rasa persaudaraan mari kita bersatu untuk menuju keadilan dan kesejahteraan.

Senin, 16 Mei 2011

Renungan Peran Pemuda di Era Globalisasi

Kegagalan meredefinisi nilai-nilai nasionalisme menyebabkan hingga kini belum lahir sosok pemuda Indonesia yang dapat menjadi teladan.


Sejumlah aktivis pemuda menilai prinsip nasionalisme dalam diri pemuda Indonesia umumnya telah mengalami degradasi lantaran terus menerus tergerus oleh nilai-nilai dari luar. Jika kondisi dilematis itu tetap dibiarkan, bukan tidak mustahil degradasi nasionalisme akan mengancam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Ketua Umum Ketua umum Pengurus Kecamatan Komite Pemuda Indonesia (PK. KNPI) Kecamatan Padaherang Solihudin, S.IP mengatakan, degradasi nasionalisme dalam diri pemuda Indonesia muncul karena kegagalan dalam merevitalisasi dan mendefinisikan pemahaman nasionalisme. Pemuda Indonesia umumnya belum sadar akan ancaman arus global yang terus menerus menggerogoti identitas bangsa.
Kondisi semakin parah lantaran masih kurang maksimalnya distribusi keadilan pembangunan yang dilakukan pemerintah sehingga semakin menumbuhkan semangat etnonasionalisme yang jika dibiarkan akan mengancam eksistensi NKRI. Solihudin, S.IP mengaku sering kali di setiap forum pertemuan pemuda se-Kecamatan Padaherang terdengar pernyataan dari sejumlah pemuda di daerah yang mengedepankan kepentingan etnonasionalisme.
Sentimen etnosenasionalisme juga kerap disuarakan sejumlah pemuda beberapa daerah lainnya. Menurut dia, kepentingan yang bersifat kedaerahan itu bermuara dari ketidakadilan pembangunan. Dengan demikian, dia mendesak agar pemerintah memaksimalkan percepatan pembangunan di setiap daerah. Jika tidak etnonasionalisme akan semakin parah. Para pemuda di sejumlah daerah akan mempertanyakan sejauh mana kontribusi negara bagi keadilan rakyat di daerah.
Rohimat Resdiana, Sekjen II PK. KNPI Padaherang, menilai degradasi nasionalisme dalam diri pemuda Indonesia kondisinya semakin parah karena belum adanya pembaharuan atas pemahaman dan prinsi nasionalisme dalam diri pemuda. Kegagalan meredefinisi nilai-nilai nasionalisme telah menyebabkan hingga kini belum lahir sosok pemuda Indonesia yang dapat menjadi teladan. Akibatnya peran orang tua masih sangat mendominasi segala sector kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rohimat menilai runtuhnya nasionalisme tidak terlepas dari ekspansi tanpa henti dari pengaruh globalisasi. Saat ini, pemuda Indonesia seperti kehilangan akar yang kuat sebagai bagian daru elemen bangsa. “Westernisasi terus menggerus nasionalisme, pemuda lebih enjoy clubbing sebagai salah satu budaya hedonis daripada berdiskusi mengenai nasionalisme,” cetusnya. Menurut dia, perilaku kebarat-baratan itu sudah semakin parah menjangkiti pemuda di kota. Tergerusnya akar tradisi sebagai bangsa Indonesia akibat ekspansi globalisasi bisa menjadi ancaman besar bagi eksistensi NKRI. “Ini bisa menjadi ancaman bagi NKRI, karena saya melihat kedaulatan bangsa ini telah tergadaikan,” lanjutnya.
Rohimat mengaku pesimis langkah dalam mengantisipasi besarnya pengaruh nilai-nilai dari luar yang terus menggerus prinsip nasionalisme dalam diri pemuda . Menurut dia pengaruh itu tidak lagi dapat dihindari karena pesatnya kemajuan teknologi informasi. Apalagi perilaku kebarat-baratan juga sudah mengakar dalam diri sebagian besar masyarakat kota di Indonesia.

Melihat persoalan tersebut,
Solihudin, S.IP menilai perlu adanya redefinisi atas pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam diri pemuda Indonesia. Tantangan pemuda saat ini berbeda dengan era tahun 1928 atau 1945. Jika dulu nasionalisme pemuda diarahkan untuk melawan penjajahan, kini nasionalisme diposisikan secara proporsional dalam menyikapi kepentingan pasar yang diusung kepentingan global, dan nasionalisme yang diusung untuk kepentingan negara.

“Kita harus mencermati kondisi kekinian, kita tidak boleh antipati dengan pasar. Namun kita tetap nasionalis demi kepentingan bangsa.” Dia juga menyarankan agar forum pertemuan pemuda yang bersifat kebangsaan agar terus dimaksimalkan. Menurut dia, forum kebangsaan yang dihadiri sejumlah elemen mahasiswa dan pemuda sering kali digelar. Salah satu agenda yang tak henti-hentinya dibahas adalah persoalan degradasin nasionalisme dalam diri pemuda.
Solihudin, S.IP memandang, nasionalisme kebangsaan tidak terlepas dari situasi global. Dia menyerukan agar pemuda Indonesia mencermati secara kritis realitas kepentingan global terhadap Indonesia. Dia juga menghimbau agar pemerintah pusat dapat mempercepat distribusi pembangunan di semua daerah agar tidak tumbuh semangat etnonasionalisme dalam diri pemuda. Meski demikian, Wayan memandang rekomendasi dari setiap forum pertemuan sulit sekali diimplementasikan. Pasalnya, nilai dan perilaku ala barat sudah memasyarakat, dan berbaur dengan segala kepentingan. Langkah antisipasi terhadap dampak negatif arus global lewat teknologi informasi sangat sulit dikendalikan.
Sementara Solihudin, S.IP lebih memandang degradasi nasionalisme dapat dijawab melalui strategi kebudayaan dari pelbagai etnis dan suku sebagai landasan dalam melakukan modernisasi ala Indonesia. Dia juga menghimbau kepada pemuda di semua daerah agar tidak mengedepankan kepentingan yang bersifat kedaerahan. Menurut Solihudin, S.IP, kesejahteraan dapat direbut secara bersama-sama. “Itu adalah tugas dan tanggung jawab kita, kesejahteraan dan keadilan dapat kita perjuangkan secara bersama-sama.” Memang, nasionalisme nasional telah berubah menjadi nasionalisme regional. Indikatornya adalah muncul berbagai konflik sosial dan politik, baik dalam bentuk konflik vertical maupun konflik horizontal di beberapa daerah. Realitas tersebut membuktikan telah terjadi penurunan nilai nasionalisme di tingkat local, meskipun hanya dikumandangkan oleh sebagian kecil masyarakat.

Selayang Pandang Kecamatan Padaherang


 "MITOS TENTANG PADAHERANG"

Jatinagara Kalipucang Kawali Lakbok Langkaplancar Lumbung Mangunjaya Padaherang Pamarican Panawangan Pangandaran Panjalu Panjalu Utara Panumbangan Parigi Purwadadi Rajadesa Rancah Sadananya Sidamulih Sindangkasih Sukadana TambaksariAkan tetapi ceritera tentang Kerajaan Galuh, terutama pada bagian awal, penuh dengan mitos. Hal itu disebabkan ceritera itu berasal dari sumber sekunder berupa naskah yang ditulis jauh setelah Kerajaan Galuh lenyap. . (daerah antara Banjarsari – Padaherang). Ia memrintah Kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama Tumenggung Sutanangga (1653-1676). Sementara itu, Dipati Imbanagara yang dicurigai oleh pihak Mataram berpihak kepada Dipati Ukur,Akan tetapi ceritera tentang Kerajaan Galuh, terutama pada bagian awal, penuh dengan mitos. Hal itu disebabkan ceritera itu berasal dari sumber sekunder berupa naskah yang ditulis jauh setelah Kerajaan Galuh lenyap. . (daerah antara Banjarsari – Padaherang). Ia memrintah Kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama Tumenggung Sutanangga (1653-1676). Sementara itu, Dipati Imbanagara yang dicurigai oleh pihak Mataram berpihak kepada Dipati Ukur,Akan tetapi ceritera tentang Kerajaan Galuh, terutama pada bagian awal, penuh dengan mitos. Hal itu disebabkan ceritera itu berasal dari sumber sekunder berupa naskah yang ditulis jauh setelah Kerajaan Galuh lenyap. . (daerah antara Banjarsari – Padaherang). Ia memrintah Kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama Tumenggung Sutanangga (1653-1676). Sementara itu, Dipati Imbanagara yang dicurigai oleh pihak Mataram berpihak kepada Dipati Ukur,

Akan tetapi ceritera tentang Kerajaan Galuh, terutama pada bagian awal, penuh dengan mitos. Hal itu disebabkan ceritera itu berasal dari sumber sekunder berupa naskah yang ditulis jauh setelah Kerajaan Galuh lenyap. . (daerah antara Banjarsari – Padaherang). Ia memrintah Kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama Tumenggung Sutanangga (1653-1676). Sementara itu, Dipati Imbanagara yang dicurigai oleh pihak Mataram berpihak kepada Dipati Ukur,ujung berung, nagreg, dan yah, sama lah ama jalan menuju batu karas, bedanya di daerah padaherang gak belok kiri, tapi lurus terus, dan, anjing baru tau gw kalau batas jawa tengah lebih deket daripada jalan ke pangandaran! .. mesin juga gak overheat kalau digeber malem (kalau siang udah digeber, suhu udara sekitarnya panas, kadang-kadang macet juga jalannya), selain itu mitos tentang kendaraan malem-malem pada geber juga hanya untuk beberapa orang aja,

galuh memang pernah menjadi sebuah kerajaan. akan tetapi ceritera tentang kerajaan galuh, terutama pada bagian awal, penuh dengan mitos. hal itu disebabkan ceritera itu berasal dari sumber sekunder berupa naskah yang ditulis jauh setelah . (daerah antara banjarsari – padaherang). ia memrintah kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama tumenggung sutanangga (1653-1676). sementara itu, dipati imbanagara yang dicurigai oleh pihak mataramSelain itu, sejarah Galuh masa kerajaan masih banyak bercampur dengan mitos atau legenda, sehingga ceritera tentang Galuh masa kerajaan pun terdapat beberapa versi. Belum adanya penulisan sejarah Galuh yang komprehensip kiranya disebabkan oleh . (daerah antara Banjarsari – Padaherang). Ia memrintah Kawasen sampai dengan 1653, kemudian digantikan oleh puteranya bernama Tumenggung Sutanangga (1653-1676). Sementara itu, Dipati Imbanagara yang dicurigai oleh pihak Mataram.




Red. Imat dkk.

MELATIH PIKIRAN BAWAH SADAR

Di salah satu posting blog dari Joe Vitale (salah satu narasumber di The Secret), ia mengatakan bahwa jika kita memiliki suatu goal untuk melakukan sesuatu, tapi ternyata kemudian kita melanggarnya sendiri, tebak apa yang terjadi.

Apa yang terjadi sebenarnya adalah kita melatih pikiran bawah sadar untuk tidak mempercayai diri kita sendiri. Saya sangat setuju dengan ungkapan tersebut.

Seperti yang Anda tahu, apa yang sangat berpengaruh sebenarnya bukan pikiran sadar, melainkan pikiran bawah sadar.

Kalau kita mengatakan hal kecil saja seperti “saya akan membersihkan kaca rumah besok pagi”, dan kita benar-benar melakukannya, maka kita sebenarnya melatih pikiran bawah sadar untuk mempercayai diri kita sendiri. Akibatnya, jika kita memiliki goal atau sasaran yang lebih besar di hari kemudian, maka pikiran bawah sadar kita akan lebih mudah untuk percaya karena kita sudah melatihnya dari hal-hal kecil.

Satu kasus lain yang menurut saya hampir sama adalah ketika kita menyalahkan orang lain tentang kegagalan atau ketidakberhasilan diri kita sendiri. Baik menyalahkan pemerintah, atau siapapun, atas kegagalan yang diri kita alami atau kondisi yang begitu-begitu saja / tidak ada kemajuan, menurut saya ini sama saja dengan melatih pikiran bawah sadar kita sendiri untuk selalu menghindar dari tanggung jawab.


“If you blame others for your failures, do you credit them with your success?” - Anonymous

Entah siapa yang mengajukan, tapi pertanyaan bijak di atas sepertinya sangat cocok.

Contohnya, orang sering menyalahkan pemerintah atas kegagalan diri mereka sendiri atau kondisi yang tak kunjung berubah. Tapi jika mereka mendapatkan keberhasilan atau kesuksesan, apakah mereka mengatakan bahwa ini berkat pemerintah?


Kemungkinan tidak. 
 
Red. Imat With Tim 11

Minggu, 15 Mei 2011

Anak Putus Sekolah Dilatih Perbengkelan

Kegiatan ini diadakan oleh PK. KNPI Padaherang yang Bekerjasama Dengan Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Ciamis terhadap Karang Taruna Binaan PK. KNPI Kecamatan Padaherang.

Tiga Kelompok Usaha Bersama (Kube) anak telantar di Kecamatan Padaherang mendapat pembinaan dan pelatihan keterampilan bakat dari Dinas Sosial Kabupaten Ciamis di kantor Desa Maruyungsari belum lama ini. Pelatihan tersebut difasilitasi KNPI Kecamatan Padaherang. Ketua KNPI Kecamatan Padaherang Solihudin menuturkan setelah didata dan diseleksi terpilih 15 anak telantar di Kecamatan Padaherang yang berhak mengikuti pembinaan dan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemandirian dan kewirausahaan itu.

“Sebetulnya banyak yang membutuhkan namun karena kuota yang disetujui Dinas Sosial Kabupaten Ciamis sebanyak 15, kami mengikuti aturan tersebut,” ungkapnya  kemarin. Selama pelatihan, kata dia, tim pembimbing yang dipimpin Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Ciamis Hj Aat memberikan materi mengenai pengetahuan tentang dunia kerja. Tim itu juga mengarahkan keterampilan usaha yang bisa dengan cepat dikuasai peserta.

“Setelah musyawarah bersama ternyata anak-anak lebih suka untuk membuka bengkel. Mereka pun dibekali pelatihan mengenai perbengkelan, minimal mereka bisa menambal ban,” tuturnya. Dalam waktu dekat, sambung dia, tiga kelompok Kube itu (Kube Muda Mandiri, Sejahtera dan Bina Sejahtera) akan mendapatkan bantuan peralatan perbengkelan lengkap dari Dinas Sosial Kabupaten Ciamis.

Kriteria anak telantar yang mengikuti yaitu berusia antara 15-18 tahun. Sebagian besar putus sekolah sejak SD atau SMP karena keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga. Jika didata secara keseluruhan, kata dia, di Padaherang jumlah anak telantar mencapai 50 orang. Ditemui di rumahnya, Kasme (16), di Dusun Tarisi Desa/Kecamatan Padaherang mengaku sangat senang mendapatkan pelatihan dan akan menerima bantuan. “Mudah-mudahan saja secepatnya, biar saya bisa kerja dan membantu orang tua.

Diposkan Oleh Imat Aktivis KNPI Padaherang


Mendamba Generasi Pencipta: Refleksi Sumpah Pemuda

“Di era globalisasi yang diakselerasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai produk ilmu pengetahuan mengisyaratkan bahwa kemajuan tersebut hanya bisa diraih dengan penguasaan, pemanfaatan dan eksplorasi sebesar-besarnya terhadap TIK.”

Tepat 82 tahun yang lalu, Kongres Pemuda II yang dihadiri oleh sejumlah perwakilan pemuda dari berbagai wilayah nusantara menggemuruhkan eksistensi kebangsaan Indonesia. Gedung Indonesische Clubgebouw yang terletak di Jalan Kramat Raya 106 menjadi saksi gempita heroik yang menjadi cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Saat itulah, untuk pertama kalinya, lagu “Indonesia Raya” diperdengarkan dan rumusan Sumpah Setia diumumkan.

Sekilas, tak ada yang unik dari peristiwa tersebut, selain kelanjutan kisah heroik anak bangsa yang sedang bergelut dalam masa revolusi. Tapi sekumpulan perwakilan yang diwakili oleh kalangan di bawah identitas yang beraneka ragam (Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond), memberi warna tersendiri, betapa sebuah pergolakan penting yang sedang berlangsung saat itu dimotori oleh pemuda dan pelajar di bawah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Pernyataan tentang tanah air, bangsa dan bahasa yang satu mengaktualisasikan tentang rumusan kebangsaan yang terdiri dari aneka ragam identitas. Rumusan tersebut bermuara pada suatu komitmen dan konsensus persatuan dan kesatuan. Bhinneka tunggal ika (berbeda-beda tapi satu) menjadi dasar filosofis yang menjelaskan bahwa keanekaragaman merupakan potensi pemersatu dan kekuatan besar dalam merespons kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya nusantara yang saat itu sedang berupaya menyusun kekuatan untuk meraih kemerdekaan.

Paradigma Modern
Era kolonial turut membentuk situasi kebangsaan yang terjajah dan tertindas. Kekuatan bangsa yang saat itu terfragmentasi berdasarkan identitas dan wilayah hanya menghasilkan perlawanan yang bersifat sporadis, tidak strategis. Akibatnya, kekuatan tersebut tidak sebanding (kalah) dengan kekuatan kolonial yang terorganisir dan lebih solid.

Politik etis yang dilakukan oleh pemerintah Belanda mempengaruhi perubahan paradigma pergerakan kebangsaan. Salah satu poin kebijakan politik etis, yakni edukasi, yang bertujuan memberikan perluasan kebijakan kolonial di bidang pendidikan dan pengajaran berbuah manis dalam merubah pola pikir pemuda untuk bergerak dan berjuang dalam lingkup kebangkitan pendidikan. Hal itulah yang melatarbelakangi dilakukannya Kongres Pemuda II, yang bertujuan membahas tentang persoalan pendidikan bagi anak bangsa.

Dimotori oleh sekumpulan pemuda yang terdidik dan terpelajar, Kongres Pemuda II menghasilkan sumpah setia terhadap eksistensi kebangsaan. Sumpah itu kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda yang mengisyaratkan bahwa persatuan dan kesatuan hanya bisa diraih dengan pemahaman tentang sejarah bangsa, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan untuk bangkit dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sumpah pemuda itulah yang merubah paradigma bangsa dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang bertekad meraih kemerdekaan dengan dukungan peran pemuda yang terdidik dan terpelajar.

Saat itu, para pemuda menyadari bahwa kebijakan politik etis yang mengakomodasi pentingnya pendidikan adalah respons terhadap fenomena alam modern. Kebijakan politik di era modern tidak bisa sekedar ditindaklanjuti dengan kekuatan fisik, tapi juga menyediakan fasilitas pendidikan dan pengajaran bagi bangsa-bangsa yang terjajah. Kebijakan ini juga merupakan sebentuk tanggung jawab moral (balas budi) yang menghimbau kaum kolonial untuk turut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan kaum pribumi.

Era Globalisasi
Sumpah Pemuda menjadi momentum fenomenal yang menginisiasi kebangkitan kebangsaan yang terus menggema hingga saat ini. Terlepas dari latar belakang historis yang melingkupinya, semangat Sumpah Pemuda menunjukkan peran pemuda Indonesia sebagai motor penggerak dan agen perubahan (agen of change) dalam membentuk wajah sebuah negara. Karena itu, ada 2 (dua) poin penting yang bisa dipetik dalam situasi historis tersebut, yakni peran penting pemuda dan perubahan paradigma yang dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan yang terealisasi dalam penguasaan, pemanfaatan dan eksplorasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung kemajuan bangsa.

Perubahan zaman telah merubah paradigma pergerakan kebangsaan dari perjuangan fisik menjadi perjuangan kesadaran. Kesadaran untuk maju di alam modern ditentukan oleh seberapa besar kehendak dan respons pemuda terhadap dinamika zaman. Di era globalisasi yang diakselerasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai produk ilmu pengetahuan mengisyaratkan bahwa kemajuan tersebut hanya bisa diraih dengan penguasaan, pemanfaatan dan eksplorasi sebesar-besarnya terhadap TIK.

Negara-negara di belahan dunia lain sebagai sumber utama globalisasi sangat memahami akan pentingnya penguasaan terhadap TIK. Tidak heran jika penguasaan terhadapnya telah menjadi sumber utama kemajuan kehidupan mereka. Tidak heran jika penguasaan terhadap TIK telah menjadikan mereka sebagai penguasa ekonomi di dunia.

Pada bulan Maret 2010 lalu, Majalah Forbes merilis deretan nama orang terkaya di dunia yang dihuni oleh sederetan nama, seperti Carlos Slim, Bill Gates, Warren Buffet, Larry Ellison, Sebastian Pinera dan beberapa nama lain yang berasal dari Amerika dan Eropa. Latar belakang usahanya pun lebih banyak bergerak di bidang TIK. Berbeda dengan deretan nama orang terkaya di Indonesia yang bergerak di bidang industri rokok dan pemanfaatan sumber daya alam.

Meski agak sulit untuk dikaitkan, paling tidak dereten figur penguasa ekonomi di dunia dengan latar belakang masing-masing menunjukkan bahwa pentingnya TIK belum menjadi kebutuhan utama bagi bangsa ini. Karakter TIK belum menjadi identitas utama dalam meraup kesuksesan dibandingkan pemanfaatan dan ekplorasi terhadap sumber daya alam. Hal ini juga menunjukkan bahwa bangsa ini belum mampu meningkatkan popularitasnya menjadi bangsa pencipta (creator), pengolah (processor), tapi lebih sebagai bangsa “penjaja” (consumer). Dampaknya, justru menjadikannya semakin terpuruk, menjadi budak ekonomi bagi bangsa lain.

Boleh jadi, kondisi ini disebabkan oleh dukungan limpahan sumber daya alam yang begitu besar. Sumber daya yang sebagian besar tidak bisa diperbaharui justru semakin lama terkikis habis. Sementara daya pencipta yang masih lemah “meninabobokkan” bangsa ini dalam suasana yang serba hanya bisa menikmati apa yang ada, tanpa berusaha menciptakan sumber daya dan peluang baru demi kepentingan masa depan.

Kondisi ini sungguh sangat disayangkan, mengingat potensi pemuda Indonesia begitu besar jika hanya sekedar diperuntukkan untuk memajukan kekuatan bangsa. Kebesaran bangsa semakin tenggelam, terkubur di tengah-tengah gegap gempita globalisasi. Terdapat kekeliruan memahami peralihan paradigma dalam proses regenerasi bangsa yang telah membuat pemuda menjadi kehilangan peran dan kekuatan progresifnya, khususnya menjadikannya sebagai subjek dan pelaku, ketimbang objek dari sejarah. Padahal, dukungan sejarah yang begitu heroik lewat momentum Sumpah Pemuda menjadi instrumen penggerak untuk memastikan bahwa sudah saatnya pemuda merubah paradigma masa lalunya dalam menghadapi kondisi zaman yang begitu dinamis.

Hanya saja, tidaklah cukup berharap pada kejayaan prinsip masa lalu, tanpa mengaktualisasikannya dengan baik di masa saat ini. Potensi pemuda yang begitu besar menjadi objek yang dikebiri oleh kepentingan pragmatis untuk dimobilisasi, sekedar untuk mencari keuntungan sesaat. Di lain pihak, pemuda tidak memiliki visi tentang masa depan, karakter kepemimpinan yang dapat menununtun arah dan langkahnya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi global.

Dengan demikian, ada beberapa hal yang perlu menjadi pemikiran pemuda. Pertama, inspirasi heroik masa lalu harus menjadi pijakan dasar filosofis yang menginspirasi peran pentingnya dalam membangun bangsa; kedua, merubah paradigma tentang kondisi dan situasi zaman yang terus dinamis, dengan memandang globalisasi sebagai peluang, bukan ancaman; ketiga, dukungan pemerintah dan para stake holder untuk memberikan ruang gerak yang luas bagi pemuda untuk selalu menciptakan kreasi baru. Daya kritis dan energi positif tidak boleh dijadikan penghambat, melainkan akselerator dan dinamisator masa depan.

Pada akhirnya, ungkapan Soekarno “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”, adalah sebentuk apresiasi masa lalu, masa kini dan masa depan yang akan selalu menggema. Sejauh peran pemuda diapresiasi dengan baik, daya cipta mereka diberikan ruang gerak yang luas, menjadikan diri mereka sebagai subjek, maka sejauh itu pula pemuda akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah kebangkitan bangsa ini.

Minggu, 01 Mei 2011

PROGRAM KERJA PK KNPI PADAHERANG

ROGRAM KERJA KNPI PK Padaherang Tahun 2010
PROGRAM KERJA
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
KNPI
MASA BAKTI 2010-2013
PENGURUS KECAMATAN PADAHERANG
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN PADAHERANG
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Program Kerja KNPI PK Padaherang
Telah Desetujui dan Disahkan oleh :
Ketua KNPI
PK PADAHERANG
SOLIHUDIN, S,IP
Mengetahui,
Camat Padaherang
Drs. MUHLIS
NIP. 1950712 198403 1 009

KATA PENGANTAR
Dengan ucapan Alhamdulillahirabbil’alamin dan seraya memanjatkan Puji serta syukur kami kepada Alloh SWT., yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Program Kerja KNPI PK Padaherang masa bakti 2010-2013 Semoga dengan selesainya penyusunan program kerja ini, dapat menjadi acuan kami dalam menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujua organisasi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat:
  •  Bapak Drs. Muhlis selaku Camat Padaherang yang telah memberikan motivasi dan partisipasi tenaga dan fikirannya demi untuk memajukan organisasi KNPI PK Padaherang.
  • Bapak Sarly Efendi selaku Kasi Pemberdayaan Masyarakat yang telah memberikan masukan dan bimbingannya dalam menjalankan roda organisasi.
  • Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda di lingkungan Kecamatan Padaherang yang selalu memberikan masukan, nasihat dan bimbingannya dalam menyusun program kerja ini.
  • Rekan-rekan pengrus KNPI PK Padaherang yang selalu aktif dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
Dengan adanya Program Kerja ini, diharapkan dapat memberikan satu inspirasi baru dalam menjalankan aktifitas Organiasi dan diharapkan bisa dijadikan pedoman dan acuan bagi semua unsur palaksana terkait.
Semoga semua program kerja ini ada dalam rido Allah SWT sehingga dapat dijalankan dengan baik, lancar dan sesuai harapan serta bermanfaat untuk masyarakat banyak. Amin.
Padaherang , November 2009
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pemuda telah menunjukan peranan besar sejak masa perjuangan merebut kemerdekaan sampai sekarang. Keberadaan dan wujud peran aktif pemuda tersebut senantiasa ditingkatkan dan terus dilaksanakan sejalan dengan tuntutan masyarakat.
Deklarasi pemuda Indonesia yang dikumandangkan pada tanggal 23 Juli 1973 telah meletakan dasar yang kokoh dari sebuah komitmen dan tanggung jawab pemuda untuk terus menerus terlibat dalam proses pembangunan bangsa melalui wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). KNPI merupakan wahana yang dapat memberi ruang optimal bagi para pemuda dalam mengaktualisasikan potensi dirinya sejalan dengan berkembang ya proses pembangunan nasional.
Pelaksanaan reformasi yang dimotori pemuda dan mahasiswa yangg betekad mengembalikan roda kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana cita-cita yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Untuk selanjutnya pemuda mempunyai tugas dan tanggungjawab moral agar agenda reformasi tidak menyimpang.
Disaat berlakunya otonomi daerah, dimana potensi daerah diberi kesempatan berkembang secara maksimal dan sekaligus menikmati hasil kekayaan alamnya, diperlukan tenaga terampil dan memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi untuk membangun daerahnya. Dalam kontek ini, harapan tertuju kepada pemuda untuk menjadi pelopor pembangunan daerahnya agar dapat lebih memberi kesejahteraan kepada masyarakat. Apalagi dengan diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, termasuk dikabupaten Ciamis meniscayakan adanya
kemampuan daerah untuk dapat mengembanggkan potensinya. Jika daerah tidak mampu mengembangkan sendiri potensinya maka pembangunan yang dilaksanakan masih akan jauh dari sasaran.
Didalam wadah KNPI, Pemuda Indonesia yang lahir dan tumbuh dalam perbedaan suku, agama dan budaya bertekad menyatukan visi dan persepsi guna mewujudkan peranannya dalam proses pembangunan bangsa yang berkelanjutan dengan didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, dan peningkatan kemakmuran seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, KNPI harus dapat mendorong pengembangan jati diri dan dan kemandiriannya untuk mampu berbuat maksimal demi masyarakat dan bangsa. Pembinaan kemandiriannya untuk mampu berbuat maksimal demi masyarakat dan bangsa. Pembinaan dan pelaksanaan Program KNPI harus diarahkan agar KNPI mampu menjadi perekat heterogenitas segala potensi pemuda dalam menjawab tantangan sekarang dan yang akan datang. Disamping itu KNPI juga dituntut berperan proaktif dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta pengembangan sumber daya insani pembanggunan nasional.
Oleh karena itu, pokok-pokok program kerja KNPI PK Kecamatan Padaherang harus dapat mengakomodasi kepentingan pemuda Indonesia yang beragam, disamping memberi muatan lokal yang memadai bagi kepentingan pemuda dan masyarakat ciamis, sebagai penjabaran lebih lanjut dan fungsi, tujuan dan usaha-usaha yang termuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI.

B. Landasan
Landasan Pokok-pokok Program Kerja KNPI PK Padaherang adalah :
a. Landasan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional :
1. UUD 1945
2. AD/ART KNPI
c. Landasan Operasional :
1. Semangat Sumaph Pemuda 1928
2. Deklarasi Pemuda 1973
3. GBHN 1999
C. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Program Kerja ini dirumuskan dengan maksud untuk menjadi pedoman dalam pengembangan dan peningkatan program yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berkualitas dan profesional untuk memberikan peran aktif dan menyiapkan pemimpin-pemimpin bangsa dalam Pembangunan Nasional demi terwujudnya cita-cita Nasional.

b. Tujuan
Untuk mewujudkan kondisi organisasi yang kondusif secara bertahap dan berkesinambungan, sehingga KNPI dapat mencari tujuan yang diatur dalam AD/ART melalui rangkaian program dan kegiatan tiga tahunan (periodik).
D. Visi
“Dengan dilandasi Nilai-nilai Iman dan Taqwa Mengembangkan Peran Pemuda yang Egaliter, Mandiri dan Bermartabat”

E. Misi
1. Menjalankan amanat perjuangan kepemudaan yang berorientasi pada kemerdekaan berpendapat, berdemokrasi dan keadilan
2. Mengembangkan serta meneguhkan ekssistensi kepemudaan yang berdimensi pada kemandirian, profesionalisme dan oralitas
3. Melakukan upaya-upaya strategis bagi penciptaan perdamaian bangsa, tegaknya hak azasi manusia dan kesejahteraan
4. Merekatkan komunikasi antar organisasi kepemudaan di Kecamatan Padaherang sebagai entitas pemuda Indonesia
5. Melakukan mediasi antar unsur bagi terciptanya persatuan dan kesatuan suku, budaya, agama dan adat istiadat
6. Membangun otoritas kepemudaan yang bersendi pada penghormatan atas kemajuan suku, bbudaya, agama dan adat istiadat.
7. Mewujudkan persaudaraan dan patriotisme pemuda.

F. Ruang Lingkup
Dalam upaya pembentukan jati diri bangsa, maka agama dan budaya menjadi suatu kekuatan moral alam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pemuda harus tampil sebagai pendorong dan pelopor dalam pembentukan watak dan karakter masyarakat dalam menjaga agenda refformasi menyongsong Indonesia baru.
Generasi muda sebagai insan pembangunan dituntut tangggung jawabnya untuk mampu berkembang dan lahir sebagai pendobrak dan pembaharu demi kemajuan ekonomi khususnya penciptaan masyarakat ekonomi menengah baru.
Pemantapan dan pengembangan jati diri pemuda Indonesia yang dijiwai oleh wawasan kebangsaan yang tinggi, nilai-nilai kejuangan bangsa yang lestari, serta pembudayaan sikap kritis, konstruktif, solutif dan pembudayaan sikap disiplin terhadap norma dan aturan yang berlaku, serta peningkatan kualitas kepemimpinan melalui proses kaderisasi.
Peningkatan kualitas komunikasi dan peningkatan kualitas partisipasi antar KNPI dengan Organisasi Kepemudaan , seta LSM lainya. Peningkatan kualitas, peran dan kepedulian pemuda dalam rangka menanggapi secara kritis dan konstruktif setiap masalah yang berkembang dimasyarakat pada umumnya serta
masalah-masalah yang menyangkut kepentingan pemuda pada khususnya dan menyangkut kedaulatan bangsa dan negara.
Peningkatan kualitas peran pemuda dalam mengantisipasi dan menanggapi perkembangan global secara kritis dan proaktif, terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah actual guna mencapai masyarakat sejahtera lahir dan batin, adil makmur.

BAB II
PROGRAM KERJA
A. Arah dan Strategi
a. Arah
Pengembangan dan peningkatan potensi serta kualitas pemuda dilaksanakan dalam rangka:
1. Memberi nilai tambah pada aspek ketaqwaan, mental ideologis, wawasan kebangsaan, kepemimpinan, pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta menjawab permasalahan yang menyangkut pelaksanaan HAM, Gender, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memberikan jaminan terhadap keamanan, kesehatan, produktifitas, estetika dan budaya manusia serta penegakan supremasi hukum.
2. Mendorong pemuda untuk berperan aktif, kritis dan konstruktif dalam menentukan corak dan wujud masa depannya dalam kerangka perwujudan harapan dan keinginan masyarakat Kecamatan Padaherang.
3. Membangun kebersamaan ide, gagasan dan langkah-langkah dalam keragaman latar belakang, visi dan persepsi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan nyata yang memungkinkan pemuda Indonesia dapat menjalankan tugas-tugas nasional dengan konteks kekinian.
4. Membangun semangat kemandirian pemuda
Sejalan dengan pemikiran di atas maka KNPI PK Padaherang diarahkan pada:
1. Pengembangan moral spiritual, mental, ideology, wawasan kebangsaan, kepemimpinan dan keterampilan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan ekonomi secara mandiri, sehingga mampu berperan aktif dan kritis sebagai subjek dalam kegiatan pembangunan nasional;
2. Pengembangan komitmen kepemudaan, kebangsaan, kemanusiaan, demokratisasi, keadilan dan kesejahteraan di kalangan pemuda sebagai aktualisasi dari kesadaran untuk mewujudkan pembangunan yang bermoral dan beretika;
3. Pemantapan keberadaan, fungsi dan peran organisasi kemasyarakatan pemuda yang terhimpun di dalam KNPI, sehingga tercapai kemampuan optimal dalam melaksanakan tugas-tugas pengembangan organisasi serta mampu menggakomodir, menemban dan menyalurkan aspirasi serta kepentingan pemuda.
b. Strategi
1. Strategi Jangka Pendek
Strategi jangka pendek sesungguhnya merupakan rangkaian untuk mewujudkan Strategi Jangka Panjang dengan menitikberatkan pada kondisi bangsa pada era reformasi, yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut:
- Memantapkan fungsi dan keberadaan KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi Kepemudaan dan wadah pemersatu Pemuda Indonesia dalam rangka mengoptimalkan segenap fungsi, peran dan perangkat Organisasi KNPI, untuk iktu serta memantapkan kehidupan bermasyarakat, bernegara dalam memperkukuh persatuan dan kesatuan.
- Memberikan dukungan optimal bagi pemantapan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang berhimpun di dalam KNPI, baik dari segi kelembagaan, keanggotaan, kaderisasi maupun program, sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia menyongsong Indonesia Baru yang lebih maju dan sejahtera.
- Meningkatkan kesadaran, disiplin dan tanggung jawab pemuda Kecamatan Padaherang sebagai subjek yang ikut berperan dalam pemantapan terselenggaranya sistem dan mekanisme pembangunan nasional.
- Membangun hubungan kemitraan dengan pemerintah, lembaga-lembaga swasta nasional serta lembaga-lembaga informal dan lembaga-lembaga profesional, agar pelaksanaan program dapat berjalan secara terpadu, terkoordinasi dan lancar sesuai perencanaan.
- Meningkatkan partisipasi yang proaktif dalam menyikapi fenomena masyarakat yang ada.
2. Strategi Jangka Panjang
Strategi jangka panjang meliputi upaya-upaya sebagai berikut:
- Pemantapan iklim pembangunan pemuda yang kondusif dalam rangka menumbuhkan komitmen dan penjiwaan yang tinggi terhadap wawasan kebangsaan, mental ideologi Pancasila, sikap prilaku etis, moral, spritual, semangat kepeloporan, pembaharuan dan disiplin diri menuju terwujudnya kemandirian pemuda Indonesia.
- Peningkatan keberanian moral, konsistensi dan kemampuan KNPI dalam mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan dan aspirasi pemuda
secara menyeluruh untuk mensukseskan pembangunan nasional disegala bidang kehidupan.
- Memperkokoh rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan di kalangan Pemuda Kecamatan Padaherang pada semua sektor kehidupan dalam rangka memperjuangkan kepentingan pemuda sejalan dengan dinamika pembangunan nasional.
- Peningkatan dan pemantapan profesionalisme sumber daya pemuda dalam menghadapi tantangan otonomi dalam era globalisasi.
 
B. POKOK-POKOK PROGRAM UMUM
Pokok-pokok Program Umum merupakan acuan yang bersifat umum dan mendasar bagi perumusan program-program kepengurusan KNPI PK Kecamatan Padaherang selama satu perriode, sesuai dengan arah dan strategi KNPI PK Padaherang yang disusun secara terpadu, terarah dan menyeluruh. Pokok-pokok program umum terdiri dari:
v Pemantapan dan peningkatan kualitas Organisasi
Pemantapan dan peningkatan kualitas Organisasi diarahkan dalam rangka:
a. Penataan struktur kelembagaan dan mekanisme kerja organisasi
b. Optimalisasi personalia kepengurusan dan mekanisme kerja organisasi
c. Pengadaan sarana dan prasarana yang memadai melalui pemerataan manajamen organisasi dalam rangka mendukung pelaksanaan program kerja
d. Penyediaan sistem informasi manajemen organisasi secara modern
e. Pemantapan pola hubungan antara KNPI dengan OKP secara efektif dan efisian dalam mendukung pelaksanaan program kerja KNPI.
v Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Kaderisasi
Pemantapan dan peningkatan kualitas kaderisasi diarahkan untuk membentuk kader-kader bangsa yang memilki:
a. Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.
b. Mental ideologi berdasarkan pandangan hidup bangsa yang tangguh
c. Wawasan kebangsaan yang kokoh
d. Kualitas kepemimpinan yang berprestasi, berdedikasi, bermoral, loyal dan tidak tercela
e. Disiplin diri yang tinggi
f. Keterampilan dan jiwa wirausaha yang handal
g. Etos kerja yang tinggi
h. Pewaris nilai kejuangan yang tinggi
i. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi
j. Berperilaku yang mencerminkan budaya Ciamis dan Falsafah Silih Asih, Silih Asah jeung Silih Asuh.
v Pemantapan dan peningkatan kualitas Partisipasi
Partisipasi Pemantapan dan Peningkatan kualitas Partisipasi diwujudkan dengan cara:
1. Partisipasi dalam bentuk konsepsi melalui bentuk kajian pemikiran dialog, seminar, lokakarya maupun symposium sebagai perwujudan dari makna keberhimpunan didalam wadah KNPI.
2. Partisipasi dalam bentuk aksi sebagai perwujudan dari makna keberhimpunan dalam wadah KNPI.
3. Partisipasi dalam bentuk pengawasan dengan kerangka fungsi dan peran KNPI guna suksesnya pelaksanaan pembangunan.
4. Partisipasi dalam mensukseskan agenda reformasi
v Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Komunikasi
Komunikasi dimaksudkan sebagai sarana untuk :
a. Megembangkan gagasan baru yang dilandasi nilai-nilai kejuangan bangsa melalui pengembangan peran KNPI sebagai wadah berhimpun OKP dan wadah pemersatu untuk mempererat komponen pemuda.
b. Menciptakan kondisi dialogis dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi OKP pada khususnya.
c. Menghadapi secara kritis dan konstruktif masalah-masalah yang berkembang di masyarakat.
d. Memantapkan komitmen kebersamaan yang dinamis, kesetiakawanan dan saling menghormati diantara generasi muda yang berhimpun di KNPI dalam membangun persatuan dan kesatuan.
e. Menjalin komunikasi yang intensif dengan organisasi kemasyarakatan dan organisasi lainnya.
v Pemantapan dan peningkatan kualitas komunikasi terjalin dalam pola hubungan:
a. Komunikasi internal KNPI
b. Komunikasi antara KNPI dengan OKP yang berhimpun
c. Komunikasi antara KNPI dengan pemerintah dalam implementasi program kemitraan dan bentuk-bentuk kerjasama lain yang konstruktif
d. Komunikasi KNPI dengan organisasi kepemudaan lainnya
e. Komunikasi KNPI dengan organisasi kemasyarakatan
f. Komunikasi KNPI dengan lembaga swadaya masyarakat
g. Komunikasi KNPI dengan lembaga politik
h. Komunikasi KNPI dengan organisasi dan lembaga lainnya.
C. TATA HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KNPI DAN ORGANISASI KEPEMUDAAN YANG BERHIMPUN
Sesuai dengan fungsi KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan dan wadah pemersatu pemuda Indonesia, maka pelaksanaan program kerja diatur dengan tata hubungan sebagai berikut :
a. KNPI memposisikan dirinya sebagai perencana, pengagregasi dan pengevaluasi program dan kegiatan bersama dengan organisasi kepemudaan
b. Program organisasi kepemudaan sebagai landasan pelaksanaan kegiatan
c. KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan melaksanakan program yang bersifat strategis, akomodatif dan integrativ bagi pemuda Indonesia
d. Penjabaran umum program KNPI lebih diarahkan kepada aspek peningkatan kualitas sumberdaya manusia, kepemimpinan, kewirausahaan yangg berwawasan kebangsaan dan hal-hal strategis lainnya.
e. KNPI bersama organisasi kepemudaan melaksanakan program yang lebih diarahkan pada peningkatan kualitas partisipasi pemuda Indonesia terhadap Pembangunan.
Dalam penjabaran dan pelaksanaan program umum, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Program umum harus dijabarkan oleh pelaksanaan program dalam seluruh gerak dan tindak organisasi yang menggambarkan adanya nilai tambah bagi pemuda.
2. Penjabaran program umum hendaknya dilakukan dalam rangka memperkokoh wawasan kebangsaan persatuan dan kesatuan, komitmen kebersamaan dan solidaritas antara sesama pemuda dan masyarakat, serta mempertebal idealisme, jiwa kejuangan, kepeloporan dan pembaharuan.
3. Penjabaran program umum harus didukung dengan tingkat kemantapan optimal dari segenap perangkat organisasi KNPI, termasuk seluruh perangkat organisasi kepemudaan sebagai anggota wadah berhimpun.
4. Penjabaran program umum hendaknya memperhatikan status KNPI sebagai wadah berhimpun.
5. Dalam melaksanakan program kerja KNPI bertindak sebagai fasilitator, motivator, dinamisator dan akselerator berhimpunnya organisasi kepemudaan secara optimal sebagai mitra dalam melaksanakan program dengan memperhatikan karakteristik yang disepakati bersama.
6. Dari penjabaran kegiatan KNPI sebagaimana arah tujuan organisasi, maka KNPI PK Padaherang masa bakti 2009-2013 berorientasi pada organisasi, pengembangan sumber daya manusia, politik, ekonomi, sosial budaya dengan mengacu pada prinsip-prinsip : (1) Organisasi, (3) Komunikasi (4) Partisipasi (5) Kepeloporan (6) Kebersamaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, program kerja KNPI PK Kecamatan Padaherang :
1. Mutlak harus di buat
2. Merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan
3. Merupakan landasan operasional untuk melaksanakan kegiatan dalam kurun waktu tiga tahun kedepan.

B. Saran
- Pokok-pokok program kerja ini merupakan awal dari strategi jangka panjang KNPI yang akan mengantar pemuda Indonesia memasuki Indonesia yang semakin maju dan sejahtera untuk menumbuhkan kemandirian kaum muda. Realisasinya sangat tergantung pada peran serta aktif seluruh perangkat organisasi KNPI yang didukung sepenuhnya oleh OKP anggota wadah berhimpun, serta komponen kepemudaan lainnya dengan landasan sikap mental, tekad dan semangat dalam melaksanakan program-program tersebut.
- Demi tercapainya tujuan program ini hendaknya semua pihak yang terkait untuk dapat melaksanakan program ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Tingkatkan rasa perduli dan memiliki terhadap organisasi KNPI. Mari kita bekerjasama dan sama-sama bekerja untuk melaksanakan program ini, sehingga tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai.
- Demikian program kerja ini disusun, semoga dalam pelaksanaannya mendapat rido Allah SWT. Amin Ya Robbal’alamin.
 
SUSUNAN TIM PERUMUS PROGRAM
1. KOMISI KOMISI ORGANISASI DAN KADERISASI
Tim Perumus Program:
· Muji Hartonono, S.Pd.
· Heridi Priyatno, S. Pd.
2. KOMISI KEAGAMAAN/KEROHANIAN
Tim Perumus Program:
· AHMAD HIDAYAT
- ROHIMAT RESDIANA
3. KOMISI PENDIDIKAN, SOSIAL, BUDAYA DAN OLAH RAGA
Tim Perumus Program:
· KURNIADI, S.Pd.
· SAMIDAN, S.Pd.
4. KOMISI EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Tim Perumus Program:
· SATRIA, S.Pd.
· WARDIMAN
5. KOMISI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Tim Perumus Program:
· NINA Kurniawati, S.Pd